5 Fakta Unik Burung Cekakak Merah, Suara Khas Saat Terbang Menukik

Penyebaran dan Habitat Cekakak Merah

Cekakak merah, atau dikenal juga sebagai raja udang, adalah salah satu spesies burung yang memiliki penyebaran paling luas di dunia. Dari 118 spesies dalam famili Alcedinidae, cekakak merah (Halcyon coromanda) menjadi salah satu yang paling menarik perhatian. Burung ini dapat ditemukan di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara, Bhutan, India, China, Korea Utara dan Selatan, Taiwan, serta Jepang. Luas area yang menjadi habitatnya mencapai 22,1 juta km persegi.

Habitat yang dipilih oleh cekakak merah umumnya adalah berbagai jenis hutan yang memiliki sumber air, seperti sungai, danau, atau kolam alami. Mereka juga bisa ditemukan di sekitar padang rumput dan pemukiman warga ketika makanan langka. Elevasi tempat tinggal mereka berkisar antara 0—1.800 meter di atas permukaan laut.

Pola Makan dan Teknik Berburu

Cekakak merah merupakan karnivor sejati yang memakan ikan kecil, krustasea, dan serangga air. Ketika sumber air mengering, mereka bisa beralih ke mangsa lain seperti katak atau amfibi. Teknik berburu mereka sangat unik, yaitu dengan terbang menukik ke dalam air dan menyambar mangsa dengan paruh besar dan tajam.

Selain itu, cekakak merah juga memiliki strategi khusus untuk menangkap hewan dengan cangkang. Mereka akan menghancurkan cangkang tersebut dengan paruh dan batu agar bisa dimakan. Suara khas yang dihasilkan saat terbang menukik sering digunakan oleh pengamat untuk mendeteksi keberadaan mereka.

Kehidupan Sosial dan Perilaku

Secara umum, cekakak merah lebih suka hidup sendiri atau berpasangan. Mereka jarang berinteraksi dengan sesama, kecuali pada masa kawin atau merawat anak. Pada masa-masa itu, sepasang cekakak merah bisa terlihat bersama sepanjang waktu.

Burung ini juga dikenal sebagai hewan yang pemalu dan misterius. Meski memiliki suara terbang menukik yang khas, mereka sulit ditemukan karena habitatnya yang lebat dan pohon tinggi. Hal ini membuat mereka lebih sulit diamati secara langsung.

Sistem Reproduksi

Musim kawin cekakak merah bervariasi tergantung lokasi. Di wilayah timur, mereka kawin antara Juni—Agustus, sedangkan di barat antara April—September, dan di selatan antara September—April. Cekakak merah merupakan hewan monogami, sehingga pasangan yang terbentuk biasanya tetap bersama hingga salah satu mati.

Betina mampu menghasilkan 4—6 butir telur dalam satu musim kawin. Baik induk jantan maupun betina saling membantu dalam mengerami telur dan merawat anak setelah menetas. Anak-anak cekakak merah akan tinggal bersama induk selama 18—28 hari sebelum bisa hidup mandiri.

Status Konservasi dan Ancaman

Menurut IUCN Red List, status konservasi cekakak merah saat ini adalah “Least Concern” atau risiko rendah. Meskipun populasi pastinya sulit diketahui, diperkirakan ada sekitar 10—100 ribu pasang cekakak merah di sepanjang wilayah penyebarannya. Namun, tren populasi burung ini mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

Ancaman utama bagi cekakak merah adalah kerusakan habitat akibat aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan. Meskipun mereka adaptif dan bisa hidup di sekitar taman buatan, kondisi alam yang rusak tetap menjadi ancaman serius. Bukan hanya keberadaan cekakak merah yang terancam, tetapi juga makhluk-makhluk lain di ekosistem yang sama.

Post Comment