6 Hewan Endemik Malta yang Tinggal di Antara Batu dan Laut, Bukan Hanya Pulau Mediterania!

Keajaiban Hewan Endemik Malta yang Tak Terlihat

Malta, sebuah kepulauan kecil di Laut Tengah, tidak hanya dikenal dengan pesona pantainya yang biru atau reruntuhan kuno seperti Ħaġar Qim. Di balik keindahan alaminya, tersembunyi makhluk-makhluk unik yang hanya bisa ditemukan di sini—bahkan tidak ada satu pun di dunia lain. Dari hewan kecil hingga spesies langka, Malta menyimpan rahasia biologis yang luar biasa dan menarik untuk diketahui.

Daftar 6 Hewan Endemik Malta yang Menakjubkan

1. Kadal Tebing Malta: Penguasa Batu yang Beradaptasi Ekstrem

Kadal tebing Malta, atau Podarcis filfolensis, adalah ikon fauna dari pulau ini. Spesies ini memiliki lima subspesies unik yang hidup di berbagai pulau seperti Filfla, Comino, dan Gozo. Warna kulitnya bervariasi, mulai dari hijau zaitun hingga hitam, karena adaptasi ekstrem terhadap lingkungan karstik yang keras.

Penelitian dari Journal of Thermal Biology menunjukkan bahwa kadal ini mampu bertahan di suhu batu mencapai 50°C. Hal ini membuatnya menjadi simbol ketahanan dan strategi hidup yang kuat.

2. Kepiting Air Tawar Malta: Penjaga Sungai yang Mengering

Kepiting air tawar Malta, atau Potamon fluviatile lanfrancoi, adalah spesies langka yang hidup di lembah berair musiman di Gozo. Populasinya semakin berkurang akibat urbanisasi dan pencemaran air.

Studi oleh Debrincat & Schembri menunjukkan bahwa kepiting ini memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan dalam kondisi hampir tanpa air. Namun, tanpa konservasi yang ketat, spesies ini bisa segera menjadi legenda.

3. Shrew Sisilia: Mamalia Mini yang Hidup di Gozo

Shrew Sisilia, atau Crocidura sicula calypso, adalah satu-satunya mamalia yang benar-benar endemik di Malta. Hewan ini hanya ditemukan di Pulau Gozo dan diyakini merupakan keturunan shrew Sisilia yang terisolasi sejak zaman es ribuan tahun lalu.

Studi oleh Journal of Zoology menemukan bahwa subspesies ini memiliki tingkat metabolisme tertinggi di antara mamalia kecil Eropa Selatan. Meski kecil, shrew membuktikan bahwa evolusi bisa menciptakan makhluk yang sangat efisien.

4. Lebah Madu Malta: Penjaga Emas Mediterania

Lebah madu Malta, atau Apis mellifera ruttneri, adalah kebanggaan ilmuwan lokal. Mereka telah beradaptasi selama ribuan tahun terhadap iklim kering dan angin panas Afrika Utara. Lebah ini lebih gelap dan tahan terhadap penyakit dibanding lebah Eropa lainnya.

Populasinya sempat menurun akibat masuknya lebah impor, tetapi kini dilindungi oleh Malta Beekeepers Association. Lebah ini bukan hanya penghasil madu, tetapi juga penjaga identitas ekologi Malta.

5. Ngengat Ruby Tiger Malta: Sayap Romantis yang Bisa Bertahan

Ngengat ruby tiger, atau Phragmatobia fuliginosa melitensis, memiliki warna merah lembayung dengan corak kehitaman di sayap bawah. Hewan ini berevolusi di Malta sebagai subspesies tersendiri akibat isolasi geografis dan pola angin Mediterania.

Riset dari Nature menyebut bahwa pola warnanya berfungsi sebagai mekanisme pertahanan mimikri, meniru spesies beracun untuk mengelabui predator. Keindahan dan kelicikannya menjadikannya simbol paradoks Malta.

6. Topshell Malta: Permata Laut yang Tersembunyi

Topshell Malta, atau Gibbula nivosa, adalah siput laut kecil yang jarang disadari keberadaannya. Hewan ini hanya hidup di sekitar pantai berbatu Malta dan memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem intertidal.

Populasinya kini menurun karena aktivitas menyelam dan perubahan iklim. Studi oleh Imperiled: The Encyclopedia of Conservation memperingatkan bahwa tanpa perlindungan, spesies ini bisa punah dalam 50 tahun ke depan.

Pentingnya Konservasi Hewan Endemik Malta

Hewan-hewan endemik Malta adalah sisa keberagaman alam yang masih berbisik pelan. Setiap kadal, lebah, dan kepiting di Malta menyimpan kisah bertahan hidup di tengah pulau kecil yang keras, tapi penuh cinta kehidupan. Melindungi mereka bukan sekadar menjaga spesies, tapi juga menjaga narasi sejarah bumi yang ditulis dalam bentuk sayap, sisik, dan cangkang kecil.

Post Comment