Mengapa Banyak Anjing Liar di Mesir? Ini Jawabannya!

Sejarah dan Peran Anjing dalam Budaya Mesir

Anjing memiliki peran penting dalam sejarah Mesir kuno. Mereka tidak hanya dianggap sebagai hewan peliharaan, tetapi juga sebagai sahabat manusia yang setia. Ditemukan tulang-tulang anjing pertama di Merimde, sebuah situs arkeologi di Delta Nil Barat, menunjukkan bahwa anjing telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak 23.000 SM.

Selain itu, anjing digunakan sebagai penjaga, pendamping berburu, atau teman dekat. Mereka bahkan dikuburkan bersama pemiliknya atau diberi peti mati sendiri. Dalam agama Mesir Kuno, anjing terkait dengan dewa Anubis, yang digambarkan sebagai laki-laki berkepala anjing. Pusat pemujaan Anubis, Cynopolis (Kota Anjing), dipenuhi oleh anjing yang bebas berkeliaran di kuil dan jalan-jalan. Inilah salah satu alasan mengapa anjing masih sering ditemukan di berbagai tempat di Mesir saat ini.

Fenomena Anjing Liar di Mesir

Mesir kini dikenal dengan jumlah anjing liar yang sangat banyak. Menurut laporan, ada sekitar 15 juta anjing liar yang berkeliaran di negara tersebut. Anjing jalanan Mesir, yang dikenal sebagai anjing Baladi, merupakan jenis anjing yang tidak termasuk dalam ras tertentu. Mereka berevolusi secara alami di lingkungan asli mereka selama berabad-abad lamanya.

Penduduk setempat lebih menyukai dan memelihara anjing ras, sementara anjing jalanan dianggap sebagai hewan pengganggu. Selain itu, masyarakat Mesir enggan memelihara anjing liar karena Al-Qur’an dan beberapa hadis Islam menyebutkan bahwa anjing itu haram hukumnya untuk dipelihara. Di sisi lain, air liur mereka dianggap najis.

Masalah Kesehatan Akibat Banyaknya Anjing Liar

Banyaknya anjing liar di Mesir menyebabkan masalah kesehatan bagi masyarakat. Anjing liar disebut-sebut membawa penyakit seperti rabies. Rumah sakit di Mesir sering kedatangan orang yang terluka karena gigitan anjing. Pada 2023, sekitar 400.000 orang digigit anjing liar. Di samping itu, sekitar 60 orang meninggal dunia setiap tahunnya karena infeksi rabies di Mesir.

Anjing liar biasanya memakan apa pun yang bisa mereka temukan, seperti bangkai hewan, sisa-sisa makanan dari tempat sampah, atau pemberian dari warga yang kasihan. Hal ini membuat warga Mesir enggan memeliharanya.

Upaya Mengendalikan Populasi Anjing Liar

Beberapa upaya dilakukan untuk mengendalikan populasi anjing liar di Mesir. Pada 2020, laporan menyebutkan bahwa upaya meracuni anjing di desa Tunis di Faiyum menyebabkan penolakan dari penduduk setempat. Warga Mesir kesal karena sering melihat anjing yang sekarat dan mati di jalanan. Beberapa warga bahkan melakukan protes di media sosial.

Di samping itu, banyak relawan yang memvaksinasi dan mensterilkan anjing sebelum dilepaskan kembali. Upaya ini dilakukan untuk menentang kebijakan pemerintah yang meracuni anjing liar secara sembarangan. Selain itu, adanya protes dari masyarakat juga menjadi faktor utama.

Perhatian Terhadap Anjing Liar di Mesir

Perlahan, anjing-anjing liar di Mesir mulai mendapat perhatian khusus. Ada lonjakan kepemilikan hewan peliharaan di Mesir dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat mulai peduli dengan hewan. Otoritas agama tertinggi Mesir, Mufti Agung, bahkan menyatakan kepeduliannya dengan anjing liar pada 2020. Ia mengatakan bahwa anjing itu tidak najis.

Di beberapa daerah di Mesir, tim relawan menangkap anjing dengan jaring dan menawarkan ke warga untuk diadopsi. Tak hanya itu, para aktivis yang menentang kekejaman terhadap hewan, melakukan penggalangan dana dan menekan pemerintah untuk mengambil tindakan terkait anjing-anjing liar.

Pengesahan Undang-Undang tentang Kepemilakan Anjing

Pada 2023, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mesir menyetujui rancangan undang-undang yang mengatur kepemilikan hewan dan anjing yang dianggap mengancam. RUU yang terdiri dari 29 pasal tersebut mencakup masalah kepemilikan anjing pribadi dan langkah-langkah untuk membendung penyebaran anjing liar.

Setiap warga Mesir yang memutuskan memelihara anjing diminta wajib lapor ke pihak berwenang demi menjaga kesehatan dan keselamatan warga sekitar. Selain itu, para pemilik harus mengikat anjing dengan kuat saat diajak berjalan-jalan keluar. Jika ada yang tidak melapor, pihak berwenang akan mendenda sekitar EGP 30.000 atau sekitar Rp9,6 juta dan dipenjara minimal 3 bulan.

Aksi Viral Anjing di Piramida Giza

Video yang viral di jagat maya tentang seekor anjing yang memanjat Piramida Giza membuat publik tercengang. Aksi tersebut tak sengaja terekam oleh paraglider yang terbang di atas Piramida Giza. Diketahui bahwa anjing bernama Apollo itu baru berusia 3 tahun. Usut punya usut, ia naik ke puncak Piramida Giza untuk berburu burung.

Post Comment