Benarkah Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik?

Penelitian Menunjukkan Kehadiran Mikroplastik dalam Air Hujan Jakarta

Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik yang berpotensi berbahaya. Hasil penelitian ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat, dengan sebagian percaya dan sebagian lainnya meragukan kebenarannya. Namun, data ilmiah menunjukkan bahwa partikel plastik mikroskopis memang ditemukan dalam setiap tetes air hujan di kota tersebut.

Temuan Ilmiah tentang Mikroplastik di Jakarta

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, mengonfirmasi adanya kontaminasi mikroplastik dalam air hujan Jakarta. Dalam penelitian yang dipublikasikan, ditemukan rata-rata 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari. Teknologi FTIR digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan polimer dari partikel tersebut.

Jenis mikroplastik yang paling umum adalah serat (fiber) dan fragmen dari pecahan plastik. Bahan-bahan seperti polietilena, polipropilena, dan poliester menjadi komponen utama. Sumber utama partikel ini berasal dari aktivitas manusia, termasuk abrasi pakaian sintetis, sampah kemasan, dan debu ban kendaraan yang terlepas ke udara.

Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan dan Lingkungan

Riset mencatat bahwa emisi mikroplastik di Teluk Jakarta mencapai 3,68 × 10⁹ partikel setiap hari. Partikel-partikel ini terbawa angin ke atmosfer dan kembali jatuh ke permukaan Bumi saat hujan. Artinya, sampah plastik yang kita buang hari ini bisa kembali turun dari langit.

Mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan dan air minum, sehingga berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Studi menunjukkan bahwa rata-rata manusia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Meski penelitian toksikologi masih terbatas, paparan mikroplastik dikaitkan dengan stres oksidatif, peradangan, gangguan hormon, dan risiko penyakit metabolik.

Langkah yang Dilakukan oleh Uni Eropa dan Indonesia

Masalah mikroplastik telah menjadi perhatian global. Uni Eropa melarang penggunaan mikroplastik yang tidak terurai sejak Oktober 2023, termasuk glitter dan microbeads. Selain itu, Zero Pollution Action Plan dari Komisi Eropa bertujuan mengurangi emisi mikroplastik ke lingkungan sebesar 30 persen pada 2030 dibandingkan 2016.

Di Indonesia, BRIN melakukan pemantauan jangka panjang dan penilaian risiko terhadap paparan mikroplastik. Upaya ini perlu didukung dengan perbaikan sistem pengelolaan sampah plastik, peningkatan daur ulang, serta kebijakan nasional yang lebih ketat terhadap plastik sekali pakai.

Cara Mengurangi Paparan Mikroplastik

Mikroplastik adalah cerminan dari kebiasaan manusia yang abai terhadap limbah plastik. Perubahan besar bisa dimulai dari hal sederhana, seperti membawa tumbler sendiri, menolak sedotan plastik, memilih bahan pakaian alami, dan mendukung produk ramah lingkungan.

Kita harus sadar bahwa apa yang kita buang hari ini bisa kembali turun dari langit. Jika hujan pun sudah mengandung mikroplastik, ini bukan sekadar peringatan, melainkan tanda bahwa Bumi sedang menagih tanggung jawab kita.

FAQ Seputar Mikroplastik dalam Air Hujan

Apa benar air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik?

Ya, penelitian menunjukkan adanya partikel mikroplastik dalam air hujan di beberapa wilayah perkotaan, termasuk Jakarta.

Dari mana asal mikroplastik di air hujan?

Mikroplastik bisa berasal dari polusi udara, pembakaran sampah plastik, hingga abrasi ban kendaraan yang terangkat ke atmosfer lalu turun bersama hujan.

Apakah mikroplastik di air hujan berbahaya bagi manusia?

Potensinya bisa berbahaya jika terakumulasi, karena mikroplastik dapat membawa bahan kimia beracun yang masuk ke tubuh manusia melalui air atau udara.

Bisakah mikroplastik disaring dari air hujan?

Ya, dengan menggunakan sistem penyaringan air yang baik seperti filter karbon aktif atau reverse osmosis.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi mikroplastik di udara?

Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, daur ulang sampah plastik, dan dukung kebijakan lingkungan yang ramah terhadap pengurangan polusi plastik.

Referensi

  • “Impacts of Microplastics on Health (Signal)”.
  • European Environment Agency. Diakses Oktober 2025.
  • Li, Yue, dkk. “Potential Health Impact of Microplastics: A Review of Environmental Distribution, Human Exposure, and Toxic Effects.”
  • OECD Policy Highlights, 2021.

Post Comment