4 Fakta Menarik Patung Chollima, Simbol Kebanggaan Korea Utara
Sejarah dan Makna Patung Chollima di Korea Utara
Patung Chollima adalah salah satu simbol paling ikonik di Korea Utara. Berdiri setinggi 46 meter di Bukit Mansu, pusat kota Pyongyang, patung ini menggambarkan seekor kuda yang berlari dengan kecepatan luar biasa. Dengan desain yang megah dan makna yang dalam, patung ini menjadi representasi dari semangat nasional dan perjuangan bangsa Korea Utara.
Sejarah Pembangunan Patung Chollima
Patung Chollima selesai dibangun pada tahun 1961, tepatnya pada tanggal 15 April. Pemilihan tanggal ini bukan tanpa alasan, karena bertepatan dengan ulang tahun ke-49 Kim Il Sung, pendiri negara. Monumen ini dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap kepemimpinan dan visi sang pemimpin. Sejak saat itu, patung ini menjadi simbol utama dari kemajuan dan ketahanan bangsa.
Pembangunan patung ini juga dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi dan infrastruktur yang hancur akibat Perang Korea. Tidak hanya sebagai simbol, patung ini juga menjadi motivasi bagi rakyat untuk bekerja keras dan membangun kembali negara mereka.
Gerakan Chollima dan Semangat Nasional
Gerakan Chollima muncul pada akhir 1950-an sebagai respons terhadap kehancuran yang dialami Korea Utara pasca-perang. Presiden Kim Il Sung menginisiasi gerakan ini dengan slogan “Mari kita maju dengan semangat Chollima!” yang bertujuan untuk memotivasi rakyat dalam membangun kembali industri dan ekonomi negara.
Gerakan ini tidak hanya terjadi di Korea Utara, tetapi juga diterapkan di negara-negara lain seperti Uni Soviet, China, dan Kamboja. Tujuan utamanya adalah membangkitkan semangat kolektif dan meningkatkan produktivitas rakyat. Meskipun demikian, istilah “Chollima” kini lebih sering digunakan sebagai simbol nasional daripada sebagai mitos nyata.
Desain dan Bahan Patung Chollima
Patung Chollima terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi, yaitu perunggu dan granit. Tinggi keseluruhan patung mencapai 46 meter, sementara kudanya sendiri memiliki tinggi 14 meter dan panjang 16 meter. Desainnya menampilkan detail yang sangat baik, menunjukkan keahlian seniman dan teknik konstruksi yang canggih.
Kuda tersebut membawa dua penunggang: seorang buruh setinggi 7 meter dan seorang petani perempuan setinggi 6,5 meter. Buruh tersebut mengangkat “Surat Merah” dari Komite Sentral Partai Buruh Korea, sedangkan petani perempuan memegang seikat padi yang melambangkan kemakmuran pertanian.
Perbandingan dengan Mitos Yunani
Meskipun Chollima merupakan simbol unik, banyak orang yang menyamakannya dengan Pegasus, kuda bersayap dalam mitologi Yunani. Kedua makhluk ini memiliki kesamaan dalam hal keanggunan dan kekuatan. Namun, Chollima lebih dilihat sebagai simbol nasional daripada mitos yang harus dipercaya secara harfiah.
Orang Korea Utara menganggap Chollima sebagai representasi semangat dan tekad bangsa mereka. Mereka tidak percaya bahwa kuda ini benar-benar ada, tetapi lebih menghargai maknanya sebagai pengingat akan kerja keras dan kemajuan.
Signifikansi Patung Chollima dalam Budaya
Patung Chollima tidak hanya menjadi landmark yang terkenal, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas budaya Korea Utara. Dengan akar pada mitologi dan sejarah, patung ini terus membangkitkan rasa bangga dan persatuan di kalangan rakyat. Desain dan simbolismenya mencerminkan perjuangan gigih Korea Utara untuk mencapai kemajuan.



Post Comment